Peta Kuliner Bogor


Lihat Peta Kuliner Bogor di peta yang lebih besar

Rabu, 23 November 2011

Hujan 1..

Hujanku,
pastikan ia bahagia..
Dinaungan Tuanmu yang merengkuhnya..

Hujanku,
inginkan ia aku..
Dijemari harap yang memapah asa..

Hujanku,
perlihatkan ia mimpi..
Dilelap mata yang memeluk sunyi..

Hujanku,
sampaikan ia salam pilu..
Didengarnya yang lirih merdu..

Hujanku,
berikan ia cinta..
Diterimanya yang membaur biru..

Hujanku,
ceritakan ia ceritaku..
Ditulis tangan-tangan Tuanmu yang tak pernah habis tinta..

Hujanku,
nyanyikan ia laguku..
Senandungku senandung dirinya yang indah karena Tuanmu..

Hujanku,
hati ini hati Tuanmu..
Aku merasa..
Aku melihat..
Aku mensyukuri..
Bahwa aku mencintai..

Minggu, 20 November 2011

Untitled I

Boleh aku mencintaimu diam-diam..
Disaat orang berlarian mencari keridhoan Ilahi, aku mengikutimu dalam bayang..

Boleh aku mencintaimu sembunyi-sembunyi..
Disaat orang mencoba menampakan diri sebagai topeng dunia, aku hanya duduk malu memandang..

Boleh aku mencintaimu dalam gelap..
Disaat orang bergeliat dalam pagi, aku mulai mencarimu dalam petang..

Boleh aku mencintaimu dalam tangis..
Disaat orang terbahak akan kemunafikan, aku meringis perih karena kamu jauh..

Bolehkah aku terus mencintaimu..
Disaat waktu mulai tak terjamah,
Disaat nafas mulai sepenggal,
Dan disaat aku tinggalah raga..

Sabtu, 19 November 2011

Sajak 07.30 pagi.. (Di post via Facebook)

Aku ada.
Disetiap gerakmu.
Menari. Berlari. Meringkuh. Menunduk. Bahkan saat kamu bersujud.

Aku ada.
Disetiap jemarimu.
Melewati celah-celah jemarimu. Tulangmu. Nadimu. Darahmu. Bahkan ruas-ruas jemarimu.

Aku ada.
Disetiap pandanganmu.
Menjelajah saat kamu temukan cinta. Melihat indah. Bahkan ketika kamu berbicara melalui matamu.

Aku ada.
Dimanapun kamu ada.
Berceloteh, ku simak.
Berurai air mata, ku pandang.
Bahkan saat angin menjaili rambutmu, ku tata kembali.

Ah! Bolehkah aku terus seperti itu?
Selalu mencuri kesempatan saat kamu tertidur dan terbangun.
Tapi, jujur. Aku mencintaimu. Sungguh.
Disetiap waktuku dan waktumu. Bahkan ketika kamu mati pun akan kutemani.
Karena aku cuma jiwa tak bertuan. Melayang sesuka hati. Menjelma sesuai keinginan. Mati berkali-kali pun tak apa.
Karena aku begitu mencintaimu. Cinta yg tercipta pemberi nafas dunia, diriNya.
Aku terlalu mencintaimu. Ingin menyatu dengan ragamu.
Di tiap tindakanmu. Dan selalu menjadi pertama tiap membuka mata.
Meski mimpi tak mengapa. Kalau itu caranya aku bahagia denganmu..





on Wednesday, 30 March 2011 at 08:32