Peta Kuliner Bogor


Lihat Peta Kuliner Bogor di peta yang lebih besar

Kamis, 28 Juni 2012

Waktu (tiktoktiktok)

Terkadang menikmati waktu sendiri itu bebas. Dimana aku menulis, melangkah, apa yang aku makan dan apa yang aku pikirkan. Semuan bebas. Tanpa perlu ada komentar-komentar yang mengekang. Yang cukup membuat semua serba dalam keterbatasan. Waktu memang 24 jam dalam sehari, tapi itu bukanlah sebuah alasan yang jamak untuk tidak meraih yang terbaik bagi perasaan. Kalau saja memang seperti itu, mungkin tak ada lagi sebuah kesempatan yang selalu datang yang tak tahu kapan dan dimana.


Just posted @ Jcoffee ...

Semalam baru saja semuanya menuai kenangan lalu lagi. Yang dulu hilang, dan ya, kini hadir lagi sebagai fatamorgana. Aku tidak pernah tahu, sampai kapanpun tidak akan pernah tau sampai mana perasaan itu terbatas. Hilangnya logika. Terjun terus kedalam lubang yang sama. Aku terkadang ingin memungkiri semua. Beralih-alih bahwa aku merindukan sosok yang tak pernah ada wujudnya. Waktu itu aku berharap sebuah eksistensi mengubah sudut pandangku. Tapi nyatanya, tidak sama. Semua berjalan begitu saja, tanpa pernah tau apa dan bagaimana selanjutnya.

Sekarang ini memang semua resiko, ketika detik pertama menghirup nafas itu adalah dimana aku memulai menulis, mengetik, dan mengukir skenario hidup ku. Yah memang pada akhirnyalah Tuhan yang menentukan. Aku bukanlah fanatik idealis, yang teguh akan sebuah prinsip yang mungkin terkadang mengekang kehidupan yang seharusnya berjalan. Seiring waktuku bisa saja seseorang menarikku untuk tidak hidup dalam nyata. Seolah-olah semua ini hanya mimpi. Hilang. Tanpa harus tahu arah kemana.

Balik lagi dari yang semalam. Kamu, ya, kamu yang memang pernah membuat pelangi dalam lembaran langitku, yang semalam buat langitku bertambah lagi bintangnya. Kamu yang mungkin tak pernah hilang, dan kamu tahu itu bahwa kenangan hanyalah sebuah kenangan. Tidak ada kekuatan sama sekali untuk kedepannya. Aku dan diriku kini sudah biasa berjalan tanpa warna lagi yang sama dan cahaya dari kamu yang sama. Kini biarlah semua berjalan, tanpa sesal.

Biarkan aku hidup 100, 1.000 bahkan 1.000.000 dekade lagi agar terus bebas dalam hati dan langkahku. Semuanya, bukan karena kamu.